Langsung ke konten utama

“Pilunya,,,,saat meniti jalan menuju tasik betung”



Part II

Maaf kalo sambungan cerita expedisinya terlalu lama nongolnya….heheh itu diakibatkan modem yang baru dibeli ternyat belum bisa beroperasi …hiks,,,,maaf ya. 

Perjalanan kami lanjutkan dengan memasuki kawasan PT Arara Abadi, dan tentu saja kawasan tersebut merupakan kawasan HTI dengan tanaman akasianya, awalnya sih ketika memasuki areal PT AA tersebut kondisinya biasa biasa ajah sih,,,,namun akirnya beberapa kilo meter dari kantornya barulah terlihat beberapa kawasan HTI dengan jalan yang bertanah kuningnya serta berdebu membuat hati sangat miris. 

Apalagi dengan adanya adegan truk membawa berkubik kubik kayu dari arela penanaman menuju pabriknya. Hmm,,,,coba diabayangkan itu adalah hutan alam yang masih berdiri kokoh, berapa oksigen yang dihasilkannya untuk kita?,   dan berapa derjat suhu panas bumi yang diredamnya???,,,,,mh begitu ironis.


Perjalanan kami lanjutkan setelah istirahat dan makan siang ketika bertemu dengan tower milik PT AA, ya kalau dihitung-hitung jarak yang akan kami lewati berikutnya tidaklah begitu jauh hanya beberapa kilo meter lagi dan kemungkinan waktu yang akan kami tempuh sekitar satu jam lagi, hehehe…..
Ehem…ayo kembali lagi dengan topic disaat kita lagi makan siang,…..

Saat matras sudah di gelar dan nasi sudah tersaji,,,team kami langsung saja menyerbu nasi tersebut, dengan tanpa sadar tidak mencuci tangannya. Dan sebagian ada yang sadar belum cuci tangan tetap cuek dengan kesadaranya,,,,(ha….ampun deh, jorok banget!!!!!!)

Tapi mungkin itu juga sengaja karena tidak ada air untuk cuci tangan, masalahnya persediaan air yang kami bawa sangat terbatas dan berkemungkinan juga sebagian team tidak mendapatkan air untuk diminum (hihih,,,,,,team yang payah bawa persediaan air yang tidak memadai,,padahal bawa jeregen air tapi tidak di isi air,,,,,hm,,,lebih labih jeregen yang dibawa sampai dua buah akirnya tidak terpakai hingga expedici ini berakir)  

Hohoh sepertinya di part I saya lupa memperkenalkan team saya, baiklah akan saya perkenalkan. Mungkin saya rilis dari yang paling tua kali (hehehe), ada mirisa aningsih (alias abenk), dona rahayu (saya sendiri), arif, Marto, erik AM (anggota muda), ijul AM, ensa AM, sudarso AM, oki Am dan jalal AM

Kalau tidak salah, kira-kira pukul 16. 45 WIB kami melanjutkan perjalan. Dan tetap saja perjalan yang kami tuju tetap dengan kondisi jalan yang masih sangat mantap, pukul 17.00 WIB akirnya nyampe juga di kantor resor bengkalis sector siak kecil jalan jendral sudirman lubuk muda. Disana kami memberikan surat pemberitahuan kegiatan agar expedisi kami tidak ada menuai masalah.

Setelah berbincang bincang dengan dua orang penjaga pos resor terbut kami melanjutkan perjalanan menuju tasik betung. Aku masih tersenyum jika mengingat perbincangan saya dengan pak polisi tersebut, gara-gara si marto, pekerjaan saya hamper  ketahuan (mh…parah terpaksa saya ngarang bahwa saya adalah wartawan Koran kampus heheeh…dan saya masih kuliah di semester 12,,,,hahahah parah bener!!!! )

Hampir sejam kami lalui untuk menuju desa tasik betung dari kantor resor siak kecil ini, akirnya bertemu juga dengan yang namanya desa tasik betung itu. Saat masuk menuju kampungnya kami disungguhi dengan kondisi hutan yang berbeda, yang tadi nya adalah hutan areal HTI PT AA sekarang adalah areal hutan adat tasik betung. Dimana hutan adat ini masih sangat padat, pohon sialang yang tinggi menjulang menyambut perjalanan saya menuju kantor kepala desa.

Namun hutan adat tasik betung ini juga dalam keadaan bahaya, karena sampai saat ini belum jelas dimana batas-batas hutan adat tasik betung ini. Dimana hutan adat ini dikelilingi oleh areal HTI PT AA dan tentu hutan adat ini juga bakalan akan terancam untuk di jadsikan kawasan HTI PT AA. 

Setelah sampai di kantor kepala desa, kami berhenti sejenak untuk istirahat. Beberapa orangdari team kami pergi untuk memberitahu kepala desa bahwa kami telah sampai di desa tasik baetung, namun sayang kepala desa tasik betung tidak ada di tempat.

Kami pun melanjutkan perjalanan meuju base camp kami (yang ternyata kantor desa,,,informasi awal see katanya itu adalah balai adat hehe ternyata….) tapi tak apalah tetap keren kok, informasi lagi dari masyarakat disana kantor itu dipakai oleh anak UIN yang lagi KKN tahun 2008. Dan mereka juga menyangka kami adalah anak KKN dari Unri. Hehehe……


Bersambung…….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramin-Ramin Itu Telanjang Berdiri

Catatan Perjalanan April 2012 Ramin-ramin itu telanjang berdiri. Ramin ini berada di kawasan konsesi HTI PT. SRL Ini adalah perjalanan saya dengan teman-teman jurnalis Pekanbaru bersama Eye on the Forest (EoF) menelusuri Ramin di Pulau Rupat. EoF ini merupakan lembaga koalisi LSM Lingkungan di Riau, Sumatera: WALHI Riau, Jikalahari (Jaringan Penyelamat Hutan Riau) dan WWF-Indonesia Program Riau. Ya perjalanan kami menuju Pulau Rupat untuk melihat secara langsung keberadaan pohon Ramin yang katanya hampir mengalami ‘kepunahan.’

Expedisi Merah, Sungai Serkap (1)

“Saya belum pernah melihat bagai mana bentuk dari ikan merah itu sendiri, hanya hanya mendengar berita dari mulut-kemulut mengenai ikan merah ini. Ditambah lagi katanya ikan ini hanya ditemukan diwilayah tasik ini.” Begitu yang disampaikan oleh K epala dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau Irwan Effendi   sesampainya didepan rumah kepala desa Teluk Binjai kepada Gurindam12 (G12) Cerita expedisi ini bermula pada Senin (31/11) siang, Tim Expedisi Merah berangkat menuju Tasik Besar  yang berada dis ungai Serkap Semenanjung Kampar Kab upaten Pelalawan , guna menemukan ikan endemik diwilayah tersebut yang belum diketahui jenis dan namanya untuk dilakukan identifikasi.

Hutan Disepanjang Gunung Jadi, Merupakan Sumber Vital Bagi Masyarakat

  Expedisi Gunung Djadi. Kabupaten Kampar-Riau Gemuruh air sungai yang mengalir deras disepanjang jalan menuju Desa Sungai Santi seolah-olah   menyambut kedatangan Tim Ekspedisi 12|12 (Ekspedisi di 2012 bersama dengan Gurindam12) yang dilaksanakan pada 29 desember 2011 sampai dengan 3 Januari 2012 waktu yang lalu. Secara administrasi Desa Sungai Santi berada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar. Suasananya yang begitu alami membuat kami selalu takjub memandang aliran sungai santi yang bersih dan alami, belum lagi dengan pemandangan yang elok membuat kaki kami yang sedari tadi berjalan tak pernah merasa penat. Beberapa ibu-ibu yang kami temui di sepanjang aliran sungai santi tengah sibuk melakukan aktifitas mereka masing-masing, mulai dari mencuci, mandi tengah asik bercengkrama dengan menggunkan logat khas asli penduduk kampar kiri hulu, saat kami mencoba melintasi kawasan aliran sungai tersebut untuk melaksanakan pendakian ke Gunung Jadi.