Langsung ke konten utama

Expedisi merah, Sungai Serkap (Bag 4)





PLTA Pengaruhi Bono


foto: Internet



Apa hubungannya PLTA dengan Bono, mungkin agak sedikit bertanya-tanya apa hubungan dari dua topik yang berbeda ini, menurut penuturan yang diberikan kepala desa teluk binjai Syamsuir menyatakan bahwa keberadaan PLTA yang ada dikoto panjang mempengaruhi Tinggi gelombang Bono.

“Dulu sebelum adanya PLTA yang didirikan dikoto panjang itu gelombang bono bisa lebih tinggi lagi, bahkan gelombangnya bisa mencapai tujuh meter. Saya juga tidak tau kenapa bisa seperti itu. Tetapi sejak adanya PLTA yang dibangun dikawasan tersebut tinggi bono tidak lagi bisa mencapai tujuh meter,” ujar Syamsuir. S


Pernyataan yang disampaikan oleh kepala desa tersebut membuat kami sedikit bingung karena jarak PLTA Koto Panjang dengan awal gelombang Bono dimulai sangatlah jauh, dimana gelombang ini dimulai dari Desa Segamai.

Begitu juga dengan Kepala dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau Irwan Effendi saat mendengar cerita tersebut, “ mungkin memang ada pengaruhnya, tetapi karena hal itu belum diteliti secara detail pernyataan dari kepala desa tersebut belum bisa dibenarkan,” ujar Irwan 

Dari hasil peneltitan yang dilakukan oleh Bambang Yulistiyanto saat dikutip dari jurnal dinamika teknik sipil vol 9 menyatakan bahwa fenomena gelombang pasang bono dimuara sungai Kampar merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh gelombang pasang surut yang bertemu dengan arus Sungai Kampar.

Kondisi muara yang berbentuk ’V’ memungkinkan pertemuan kedua macam arus tersebut, yaitu arus pasang dan arus sungai dari hulu, membangkitkan terbentuknya Bono. Gelombang Bono termasuk dalam kategori Tidal Bore, yaitu fenomena hidrodinamika yang terkait dengan pergerakan massa air dimana gelombang pasang menjalar menuju ke hulu dengan kekuatan yang bersifat merusak .

Ia mengemukakan bahwa Bono yang menjalar menuju ke hulu melewati alur sungai yang semakin menyempit. Saat melewati Pulau Muda, gelombang pasang ini terpisah menjadi dua, sebagian lewat alur di sebelah kiri, dan sebagian lagi lewat alur sebelah kanan Pulau Muda. Di Tanjung Perbilahan Bono yang terpisah tersebut saling bertemu, menghasilkan momentum yang mengakibatkan Gelombang Bono semakin besar. Penduduk setempat menyebut peristiwa ini sebagai ‘Bono yang bertepuk’. Di Tanjung Perbilahan, Gelombang Bono terjadi paling besar.

Dari Tanjung Perbilahan, Bono menjalar terus ke hulu sampai ke Teluk Meranti. Kondisi alur sungai di Teluk Meranti membelok ke utara, yang berakibat Bono yang sampai ke Teluk Meranti sebagian dibelokkan ke utara, sebagian lagi menerjang pantai Teluk Meranti. Pulau Muda,  Tanjung Perbilahan Muara, S. Serkap, Tanjung  Pungai.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumbuhan Sebagai Indikator Dalam Pencemaran Lingkungan

  foto: Internet Tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator dalam pencemaran lingkungan, hal ini berkaitan erat dengan ekosistem yang ada disuatu kawasan tersebut. Dan pertumbuhan dari tanaman ini dipengaruhi langsung oleh lingkungan, tumbuhan akan dapat hidup dengan baik apabila kondisi pada kawasan tersebut menguntungkan. Suatu komunitas tumbuhan dapat berperan sebagai pengukur kondisi lingkungan tempat tumbuhnya, disebut indikator biologi atau bioindikator dengan kata lain dapat disebut juga dengan tumbuhan indikator.

Ramin-Ramin Itu Telanjang Berdiri

Catatan Perjalanan April 2012 Ramin-ramin itu telanjang berdiri. Ramin ini berada di kawasan konsesi HTI PT. SRL Ini adalah perjalanan saya dengan teman-teman jurnalis Pekanbaru bersama Eye on the Forest (EoF) menelusuri Ramin di Pulau Rupat. EoF ini merupakan lembaga koalisi LSM Lingkungan di Riau, Sumatera: WALHI Riau, Jikalahari (Jaringan Penyelamat Hutan Riau) dan WWF-Indonesia Program Riau. Ya perjalanan kami menuju Pulau Rupat untuk melihat secara langsung keberadaan pohon Ramin yang katanya hampir mengalami ‘kepunahan.’

Pembukaan Panen Raya Nusantara Disambut Meriah Oleh Pengunjung

·          Panen Raya Nusantara Mewujudkan Keadilan Ekonomi Komunitas Berkelanjutan.   foto via @borneoclimate Pembukaan panen raya nusantara diawali dengan pemotongan pita oleh bapak Deputi II Bidang Produksi Kementrian Koperasi Dan UKM, I Wayan Dipta disambut meriah dengan tarian yang dibawakan oleh masyarakat adat suku Papua dengan kolaborasi music dari Kesepuhan Badui. Dalam sambutan pembukaannya Wayan menyatakan bahwa ia sangat senang sekali diundang dalam acara Panen Raya Nusantara (Parara). Sebab visi dan misi dari bidang Produksi Kementrian Koperasi Dan UKM dengan Parara sangat sejalan. “Saat ini Kementrian Koperasi melalui UKM memiliki program memberdayakan produk-produk local dalam negeri agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri yang masuk kedalam negeri. Dengan adanya panen raya nusantara ini dapat kita kembangkan dengan kuat produk-produk local yang berkualitas,” ujar Wayan