Langsung ke konten utama

Dari Suku Anak Dalam



Foto: Internet

Oi,,,,oi,,,oi,,,
Dengarlah kami
Dengarlah kami
Dengarlah kami
Dari suku pedalaman ini
Dengarlah jeritan kami
Dengarlah suara hati kami
Dari rimba suku anak dalam

Oi..oi..oi…tuan
Saat ini engkau yang punya kuasa
Tolong kembalikan tanah kami
Tanah ibu bapa kami
Bahkan tanah nenek moyang kami


Oi,,oi,,oi,,, tuan
Ini kami anak anak rimba
Saat ini butuh welas asih mu
Kami lagi bocah
Tak tau apa-apa
Yang kami tau itu adalah tanah kami, tempat kami bermain

Oi,,oi,,oi,,, tuan
Kau lihat mayat yang terbuju kaku itu tuan?
Itu adalah mayat bapak kami
Hanya demi mempertahankan tempat bermain kami
Mereka rela,,,,mereka rela,,,,
Menjadi bangkai demi kami kelak

Oi,,oi,,oi,, tuan
Tak bisakah kau liat bangkai bapa kami
Yang kau tembak siang tadi
Tuan saat ini kau yang punya kuasa
Kau yang punya titah
Sudahilah perampasan hak atas tanah kami
Sudahilah,,,sudahilah

Oi,,oi,,oi,,tuan
Berilah kami hak atas tanah kami
Berilah kami hak atas kehidupan kami
Berilah kami hak untuk tempat bermain kami
Karena saat ini kaulah yang ‘Maha Agung’

***
Dibacakan dalam Festival Film Documenter Pancang Nibung 2 juni 2012.

Komentar

  1. darkam, sadar kamera. poto anak-anak suku anak dalam.

    BalasHapus
  2. hehehe :)

    ternyata potonya kurang pas ya mbak untuk puisinya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembukaan Panen Raya Nusantara Disambut Meriah Oleh Pengunjung

·          Panen Raya Nusantara Mewujudkan Keadilan Ekonomi Komunitas Berkelanjutan.   foto via @borneoclimate Pembukaan panen raya nusantara diawali dengan pemotongan pita oleh bapak Deputi II Bidang Produksi Kementrian Koperasi Dan UKM, I Wayan Dipta disambut meriah dengan tarian yang dibawakan oleh masyarakat adat suku Papua dengan kolaborasi music dari Kesepuhan Badui. Dalam sambutan pembukaannya Wayan menyatakan bahwa ia sangat senang sekali diundang dalam acara Panen Raya Nusantara (Parara). Sebab visi dan misi dari bidang Produksi Kementrian Koperasi Dan UKM dengan Parara sangat sejalan. “Saat ini Kementrian Koperasi melalui UKM memiliki program memberdayakan produk-produk local dalam negeri agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri yang masuk kedalam negeri. Dengan adanya panen raya nusantara ini dapat kita kembangkan dengan kuat produk-produk local yang berkualitas,” ujar Wayan

Alat Musik Tradisional Yang Tak Lekang Oleh Zaman

Dok. Gurindam12 (Sewaktu meliput acara seni dihalaman gedung Idrus Tintin-Pekanbaru) Siapa yang tak kenal dengan gendang, baik usia belia, muda, dan tua tahu dengan alat music yang satu ini. Saat ini, alat music tradisional ini mampu bersaing dengan alat musik modern, bahkan permainan gendang ini dapat di padukan dengan alat music manapun.   Di Indonesia alat musik gendang ini termasuk alat musik tradisional, cara memainkan   alat musik ini adalah memukul dengan tangan, maupun dengan menggunakan stik kayu. Gendang termasuk dalam klasifikasi alat musik perkusi, gendang ini terbuat dari kayu yang diatasnya diberi selaput (membran) yang biasanya terbuat dari kulit lembu atau dari kulit kambing. Jika gendang ini di pukul akan mengeluarkan bunyi yang nyaring, permainan gendang ini memiliki banyak fungsi dapat digunakan sebagai pengiring pencak silat, pembawa tempo atau penggagas dinamik dan sering juga gendang ini sebagia pelangkap untuk meramaikan suasana.    

Saatnya Pertanian ‘Back To Nature’

  Masyarakat dunia saaat ini semakin sadar akan bahaya yang ditimbulak oleh pemakian bahan kimia sintetis dalam pertanian, masyarakat semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai salah satu alternatif pertanian modern. Pertanian organik mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari input bahan sintetik, baik berupa pupuk, herbisida, maupun pestisida sintetik. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.   Namun, petani sering mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktivitasnya cenderung rendah dan lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Masalah ini sebenarnya terletak pada bagaimana cara mengolah pertanian organic ini supaya menajadi suks