Part V
Minggu (29/05) kami
bergerak sesuai brefing yang telah kami sepakati tadi malam, pukul 08.00 WIB
tim desa baru telah berangkat dengan menggunakan sepeda motor untuk menuju desa
baru. Sesaui dengan kesepakatan tim desa baru akan berhenti melakukan quesioner
pada pukul 16.00 WIB dan langsung kembali ke base camp, jadi pada pukul 17.00
WIB sudah sampai ke base camp untuk laporan.
Sebelum kami berangkat
untuk mengambil sampel quesioner kami berkumpul untuk berdoa agar dalam
penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan tidak mendaptkan masalah saat
melakukan penelitian ini, dan tidak lupa saya ingatkan kembali kepada tim agar berhati-hati
dalam berbicara, tingkah laku, sopan santun, serta jika ada menurut felling
(perasaan yang tak enak) jangan teruskan untuk melanjutkan wawancara atau
memasuki wilayah tersebut.
Selesai berdoa,
masing-masing tim melanjutkan perjalanannya. Saya dan kak rie pergi ke balai
desa untuk mendapatkan informasi lebih mengenai wilayah tasik betung ini, tapi
sayang kami lupa bahwa hari ini adalah minggu dan akirnya terdamparlah kami di
desa tasik ini dengan tidak mendapatkan data apa-apa,,,,(hehehe,,,,sebenarnya
seh dapat, kami intip-intip itu kantor lewat jendela hehehe,,,,,,,,,!!!!)
Pukul 09.30 WIB
selesailah data yang kami perlukan, walau cara pengambilan data nya tidak sopan
yah tidak apa-apa,,,,,(ini tidak sopan jadi jangan dilakukan, hanya orang yang
berilmu tinggi yang boleh melakukannya,,,,hehehehe,,,,,,!!!!)
Inilah data yang telah
kami ambil:
Ø Dusun seminai kuning
Ø Desa tasik betung
Ø Jalan sri wangsa KM 78
Keadaan desa dalam
segi geografis (bidang pemerintahan)
Luas wilayah tasik
betung : 290 Km2
Batas wilayah : utara
berbatasan dengan desa serai timur
Timur berbatasan dengan desa bukit
batu
Barat berbatasan dengan desa lubuk
umbut
Selatan berbatasan dengan desa
tumang
Curah hujan : 120 mm
Suhu udara : 30-34 oC
Jarak dari pusat
desa/kelurahan/pemerintahan
1.
Jarak dari
pusat pemerintahan kecamatan 40 Km
2.
Jarak dari
kabupaten 120 Km
3.
Jarak dari
kota provinsi 160 Km
Jumlah penduduk
1.
KK : 144
2.
Perempuan
: 64 orang
3.
Laki-laki
: 80 orang
Pendidikan
1.
TK : -
2.
SD : 70 orang
3.
SMP : 48 orang
4.
SMA : 14 orang
5.
PT
DIII-DI: 6 orang
6.
S1 : -
Sarana yang ada di
desa tasik betung
1.
Masjid : 2
2.
Mushala: 1
3.
Balai
pengobatan : 1
4.
Laangan
volley : 2
5.
Lapangan
sepak bola : 1
6.
Pasar
kecamatan : 1
7.
Pasar desa
: 1
8.
Koperasi :
1
9.
Bangunan
SD : 2
1
MA : 1
11.
SMP, SMA,
TK : -
12.
Kepala
dusun : 2
13.
RT : 3
14.
RW : 3
Selesai mencatat data
tersebut kami seolah-olah mati gaya karena masih pagi dan kami tidak tau mesti
berbuat apa lagi, bapak bapak jam segini kami jumpai tidak ada di dalam rumah
karena sedang pergi bertugas (menakik), pergilah kami ke kantin dan bertemu
dengan ibu-ibu di sana sayang pembicaraan kami tidak nyambung karena si ibu-ibu
tak mengerti dengan bahasa yang kami gunakan.
Supaya tidak mati gaya
kami pun akirnya melakukan pengambilan dokumentasi dari hutan adat, welcome to
desa tasik betung, danau tasik, rumah asli adat tasik, serta tim tasik yang
sedang wawancara.
Rasa-rasanya semua sudah
kami dokumentasikan, dan ternyata jam masih menunjukan pukul 10.30 WIB kami
seolah-olah masih mati gaya, ada ide lain yang muncul dari kak risa alias
abenk. “don kita ke danau tasik aja lagi yuk”, ujar kak rie. “nagapain kita
kesana kak??” jawab ku, “ndak ada kita maen ajah kesana mana tau kita bisa
nyeberang kesana”, ujar kak rie lagi. “mmhh ok lah aku ikut bos ajah”, jawabku.
Pergilah kami kembali
ke danau tasik tersebut, dan ternyata benar perkiraan kak rie ada dua orang
anak yang sedang bermain di danau tasik tersebut mereka sedang berakir pekan
disana (mereka anak-anak tasik betung yang sedang libur Karena hari minggu,
mereka merukan siswa SMP yang bersekolah di mandau). Mengajak kak rie untuk
naik sampan menuju tengah-tengah tasik dan sekalian mendokumentasikan keadaan
di tengah tasik.
Dan benar saja dari
tengah tasik tersebut kami melihat separuh hutan di pinggir tasik sudah mulai
dirambah oleh penduduk untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit. Setelah
mendokumentasikan moment tersebut, kak
rie minta di foto-foto narsis dari atas perahu
Ada kejadian lucu saat
itu saat kak rie hendak memomentkan dirinya dari ujung perahu
Kak rie: “na tolong
ambilkan foto kakak dari ujung perahu ini ya,,,,biar kelihatan keren”
Dona : “ya kak,
pergilah ke ujung tuh,,,,hati-hati kak nanti jatuh”
Kak rie : “tenanglah
ana kalau dah di tepi ne kakak berani,,,,!!!!!”
Dona : “seriuslah kak,
goyang itu perahunya nanti kecebur,,,”
Kak rie
“ia,,,,,tenanglah”
Dan setelah berfoto
foto sedikit narsis, kak rie dengan pedenya melangkah menuju tempat ku berada.
Padahal si perahu sudah goyang-goyang menunjukan ketidak seimbangannya tetap
saja kak rie tidak peduli.
Dona : “kak goyang
perahu nya”
Kak rie : “tenang na
kakak berani”
Belum beberapa detik
kemudian,,,,,,
Kak rie : ”ana
tolong,,,,,, mau jatuh kakak na,,,,,” (dengan muka yang pucat sambil terjongkok
lemas)
Dengan singgapnya Kak
rie langsung di tolong oleh adek-adek yang membawanya tadi ke tengah tasik
Dona :
“hahah,,,katanya berani,,,” (seraya mengabadikan moment kak rie mau jatuh)
Dona : “hahaha kak
rie, dengan gayanya tuh tadi bilang berani ujung ujung nya minta tolong.
Hahahaa,,,,” ledek ku
Kak rie :
“hahaha,,,jangan gitu lah na malu kakak ma adek-adek tuh”
Setelah puas main di tasik kami pun menuju
desa tasik betung dengan rencana mencari anggota muda sedang ngapian, tapi
sayang kami tidak menemui AM tersebut. Saya melirik Jam tangan berharap Jam
sudah menunjukan pukul 13.00 WIB, ternyata masih menunjukan pukul 11.45 WIB
(“ah,,,,mati gaya lagi,,,,” ujarku dalam hati)
Tidak tau mesti
ngapain lagi kami pun berencana mau masak siang untuk adek-adek AM jadi kalau
mereka pulang tinggal makan saja. Dan ternyata rencana tinggal rencana
cita-cita mau masak siang tertunda karena tidak ada nesting atau kompor gas
untuk masak, akirnya Cuma ada jalan supaya tidak mati gaya yaitu merencanakan
tidur siang (dan tidurlah kami dengan harapan terbangun pada pukul 17.00 WIB
karena pada jam segitu mereka semua sudah pulang mengambil sampel).
Dan sekali lagi
rencana kami tinggallah rencana, si mata tidak mau terpejam lama dan itu tentu
membuat kami sekali lagi boring,,,,
Pergilah kami keluar
dan mencuci mata supaya menjadi lebih segar kembali, lalu aku mengajak kak rie
untuk masuk kedalam kebun yang ada di belakang base camp kami dengan harapan
menemukan sesuatu yang menarik di dalam sana.
Bersambung,,,,,,,,
Komentar
Posting Komentar