Kali ini
ceritaku mengenai keadaan sungai Kali Laya yang
tepat berada dibelakang rumah mertuaku. Awalnya aku sedikit bingung
dengan sebutan kali didaerah ini sebab dikota yang membesarkan ku kali merupakan
sebutan bagi aliran drainase rumah-rumah alias parit-parit kecil atau selokan.
Sedangkan disini kali disebut juga dengan sungai.
Pertengah
Januari yang lalu Kali Laya heboh diberitakan oleh media nasional sebab hujan yang
mengguyur kota Depok membuat anak Sungai Ciliwung ini membanjiri sebagian area
rumah yang kami tempati.
Beruntung kami tidak mengalami kebanjiran karena
lokasi rumah kami permukaannya lebih tinggi. Akibatnya tanggul Kali Laya jebol
karena tidak mampu menapung dan menahan derasnya aliran air sungai.
Tapi
cerita yang lebih membuat saya tertarik lagi adalah cerita mengenai pembuangan
kotoran kuda kedalam sungai tersebut. Beberapa tetangga juga berbisik-bisik
mengenai hal itu, awalnya saya hanya biasa saja.
Tetapi
ketika melihat kejadian tersebut terjadi didepan mata barulah saya 'ngeh' sebab
kotoran yang dibuang begitu banyak dan kandang si kuda persis banget berada di
tepi sungai kali Laya.
Coba
bayangkan jika setiap harinya membuang kotoran si kuda seberat 5 kilo dan
mengaliri kencing sikuda kedalam sungai sudah berapa kilo yang dia buang setiap
bulan, dan setiap tahun??
Hi,,,,
membayangkannya saja saya sudah ngeri
Saya
pernah mendengar bahwa didaerah ini banyak juga masyarakat yang bekerja sebagai
penarik delman, namun dimana lokasi kandang kuda tersebut saya tidak tau
persis, hanya satu-satunya keberadaan kandang kuda yang saya tahu ya itu tepat
beberapa meter dari belakang rumah yang saya tinggali.
"Karena nila
setitik, rusak susu sebelanga"
Mungkin
pribahasa itu cocok diberikan kepada sungai Kali Laya. Saya heran kepada sipemilik
kuda delman, kenapa mereka tidak menjadikan saja kotoran itu sebagai kompos?
atau dijadikan pupuk apa gitu....
Yang
lebih parahnya adalah sikap 'aparatur negaranya' yang tidak ngeh dengan
bisikan-bisikan masyarakatnya tersebut. harusnya ketika masyarakat
berbisik-bisik tentu ada kejadiannya yang tidak beres dan segera mendapatkan tanggapan.
Saya
begitu terharu jika setiap kali membaca cerita mengenai sungai Gangga. Sungai
yang dianggap suci oleh seluruh masyarakat India. Bahkan berjuta-juta umat
Hindu menganggap airnya dapat membersihkan jiwa dari segala dosa dan menyembuhkan
badan dari segala macam penyakit.
Setiap
tahun beribu-ribu ummat Hindu datang berziarah ke Sungai Gangga untuk mandi.
Banyak Kuil Hindu berdiri di sepanjang pinggir Sungai Gangga, karena Gangga
merupakan sungai penting di dalam upacara keagamaan Hindu.
Nah,
dicerita ini saya begitu terharu membacanya. jika seluruh masyarakat di Dunia
khususnya di Indonesia juga menganggap sungai itu adalah sebagai bagian dari
hidup bahkan penompang hidup kemudian melestarikannnya tentu tidak ada yang
namanya pencemaran sungai. Dan jika seluruh masyarakat menganggap bahwa sungai
atau air adalah sebagai media penyembuh tentu sungai-sungai akan terselamatkan.
Sayang mereka telah
lama tahu akan hal itu, tapi kerap kali lupa bahwa sungai, air adalah sumber kehidupan.
Komentar
Posting Komentar