Langsung ke konten utama

Topeng Kaca

Bagus jika kau mengetahui diriku, tentang aku yang tak ingin berpura-pura baik jika hanya untuk mendapatkan teman. aku tak sama seperti mu yang menggunakan topeng-topeng kaca itu untuk mendapatkan seorang teman bahkan seorang lelaki. kau tau apa yang sedang ada dibenakku??

Topeng-topeng kacamu suatu saat akan pecah, dimana saat itu engkau akan merasakan penderitaan akan kepura-puraanmu. kau tahu bagaimana dengan nasib si monyet dalam cerita pertemanan monyet dan kura-kura??


Dimana saat itu simonyet dan kura-kura berteman karib, namun apa yang terjadi saat mereka menemui dan menanam bibit pisang? pisang yang ditanam oleh kura-kura ternyata lebih menghasilkan walaupun dia saat itu mengalah dan memilih bonggol pisang ketimbang bibit pisanya.

Aku sama seperti kura-kura yang tak bisa memanjat pohon pisang itu, lalu simonyet menggantikannya dengan kesepakatan kita akan makan berdua. tapi apa?? karena kerakusannya ia melempari si kura-kura dengan kulit pisang dan enggan berbagi.

Lalu tiba dimana kawasan mereka terkena banjir, apa yang terjadi? si monyet tenggelam dan mati tanpa ada yang menolongnya, karena si kura-kura telah pergi jauh dari sisi si monyet.

Dan kau harus sadari itu, tak usah lagi kau memamerkan topeng-topeng kacamu. karena bagiku topeng kacamu tak lebih baik daripada topeng kayu yang dimiliki penari rongeng itu. kau harus mengerti akan hal itu, tak selamanya orang lain akan tertipu lagi dengan topeng kacamu dan mulut manismu.


***
"tulisan yang ingin ku selesaikan dalam sekejap,,,"

Bogor, 26 Juli 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramin-Ramin Itu Telanjang Berdiri

Catatan Perjalanan April 2012 Ramin-ramin itu telanjang berdiri. Ramin ini berada di kawasan konsesi HTI PT. SRL Ini adalah perjalanan saya dengan teman-teman jurnalis Pekanbaru bersama Eye on the Forest (EoF) menelusuri Ramin di Pulau Rupat. EoF ini merupakan lembaga koalisi LSM Lingkungan di Riau, Sumatera: WALHI Riau, Jikalahari (Jaringan Penyelamat Hutan Riau) dan WWF-Indonesia Program Riau. Ya perjalanan kami menuju Pulau Rupat untuk melihat secara langsung keberadaan pohon Ramin yang katanya hampir mengalami ‘kepunahan.’

Expedisi Merah, Sungai Serkap (1)

“Saya belum pernah melihat bagai mana bentuk dari ikan merah itu sendiri, hanya hanya mendengar berita dari mulut-kemulut mengenai ikan merah ini. Ditambah lagi katanya ikan ini hanya ditemukan diwilayah tasik ini.” Begitu yang disampaikan oleh K epala dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau Irwan Effendi   sesampainya didepan rumah kepala desa Teluk Binjai kepada Gurindam12 (G12) Cerita expedisi ini bermula pada Senin (31/11) siang, Tim Expedisi Merah berangkat menuju Tasik Besar  yang berada dis ungai Serkap Semenanjung Kampar Kab upaten Pelalawan , guna menemukan ikan endemik diwilayah tersebut yang belum diketahui jenis dan namanya untuk dilakukan identifikasi.

Hutan Disepanjang Gunung Jadi, Merupakan Sumber Vital Bagi Masyarakat

  Expedisi Gunung Djadi. Kabupaten Kampar-Riau Gemuruh air sungai yang mengalir deras disepanjang jalan menuju Desa Sungai Santi seolah-olah   menyambut kedatangan Tim Ekspedisi 12|12 (Ekspedisi di 2012 bersama dengan Gurindam12) yang dilaksanakan pada 29 desember 2011 sampai dengan 3 Januari 2012 waktu yang lalu. Secara administrasi Desa Sungai Santi berada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar. Suasananya yang begitu alami membuat kami selalu takjub memandang aliran sungai santi yang bersih dan alami, belum lagi dengan pemandangan yang elok membuat kaki kami yang sedari tadi berjalan tak pernah merasa penat. Beberapa ibu-ibu yang kami temui di sepanjang aliran sungai santi tengah sibuk melakukan aktifitas mereka masing-masing, mulai dari mencuci, mandi tengah asik bercengkrama dengan menggunkan logat khas asli penduduk kampar kiri hulu, saat kami mencoba melintasi kawasan aliran sungai tersebut untuk melaksanakan pendakian ke Gunung Jadi.