Berita terbaru mengenai dampak negatif dari
makanan yang berpestisida membuat kaget sebagian besar masyarakat, baru-baru
ini berita yang dialnsir oleh media portal Republika mengabarkan bahwa makann
berpestisida membuat pria berganti kelamin.
Menurut Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, Ph.D,
makanan berpestisida memang bisa membuat orang yang mengkonsumsinya itu menjadi
transeksual. Ketika mengkonsumsi makan berpestisida, alat kelamin pria akan
menjadi kecil. Selain itu, pestisida juga mengubah kelenjar dan hormon tubuh
lelaki tersebut. “Zat yang ada di pestisida itu akan mengubah endokrin dan
hormon dalam tubuh yang mengkonsumsinya,” ujarnya.
Hal ini terjadi, menurutnya, karena beberapa
pestisida berfungsi untuk memandulkan serangga. Pestisida golongan androgenik
itu menimbulkan efek mandul.
Namun, gejala perubahan seksual tersebut tidak
akan berlangsung cepat. Waktunya paling tidak sekitar 20 atau 30 tahun baru
terlihat efek dari mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida ini. “Karena
bersifat kronik, maka pestisida itu pelan-pelan menumpuk dan bereaksi tanpa
disadari,” jelas pemerhati gizi dan pakar ekologi manusia ini.
Buktinya sudah terjadi di Thailand. Banyak orang
beralih dari pria menjadi wanita karena paparan pestisida di makanan-makanan di
negeri Gajah Putih tersebut sudah terlampau tinggi. “Karena tingkat persaingan,
perusahaan besar mengambil cara dengan memberikan pestisida agar produksinya
lebih unggul,” tuturnya.
Nah
supaya tidak terjadi demikian, yuk kita kembali mengkonsumsi bahan olahan
pertanian non-pestisida.
Sebenarnya
pertanian tanpa menggunakan pestisida sangat gampang sekali loh dilakukan,
memang sedikit membutuhkan keterampilan. Misalnya saja mengetahui dengan pasti beberapa tanaman yang
berpotensi sebagai pestisida.
Alam
sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk
menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman. Memang ada kelebihan dan
kekurangannya. Kira-kira ini kelebihan dan kekurangan pestisida nabati.
Kelebihan:
- Degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari
- Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian
- Toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan lingkungan
- Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
- Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia
- Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
- Murah dan mudah dibuat oleh petani
Kelemahannya:
- Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
- Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)
- Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
- Kurang praktis
- Tidak tahan disimpan
Fungsi
dari Pestisida Nabati
Pestisida
Nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
- Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
- Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. Rasanya ngak enak kali….
- Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
- Menghambat reproduksi serangga betina
- Racun syaraf
- Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
- Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
- Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri
Bahan
dan Cara Umum Pengolahan
- Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
- Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
- Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)
Contoh
beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati:
MIMBA
(Azadirachta indica)
Mengandung
senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari
daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant)
bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat
sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi
hormone dan pertumbuhan serangga.
Mimba
mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh
lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll.
Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap
preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan
antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat
daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew).
Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan
serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman
dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.
AKAR
TUBA (Deris eliptica)
Senyawa
yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak
menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi
konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat
(insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan.
Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal
rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun
kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon
dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk
serangga) dan akarisida (tungau).
TEMBAKAU
Senyawa
yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk
manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau
kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi
cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat
perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).
Komentar
Posting Komentar