Langsung ke konten utama

Antara Banjir Dan Kekeringan, Belum Miliki Solusi

Banjir ditiap penghujung tahun di Provinsi Riau kembali membuat kisah dari tahun-tahun sebelumnya, dan ditiap awal tahun juga selalu memberikan kisah yang lain yaitu musim panas yang berkepanjangan hingga membuat sebagian daerah wilayah Provinsi Riau mengalami kekeringan bahkan terjadi kebakaran. Namun dari kedua kasus tersebut tidak ada solusi rill dari pihak pemerintah.

Fenomena yang terjadi saat ini memang sangat menhawatirkan, musim hujan yang terjadi saat ini  membuat sebagian wilayah Provinsi Riau mengalami kebanjiran. Baru-baru ini akibat musim hujan yang berkepanjang sejumlah daerah yang ada di Kampar Kiri Hulu menjadi terndam bahkan menghanyutkan belasan rumah penduduk serta mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi penduduk yang ada di Kampar Kiri.

Belum lagi jika memasuki musim panas, disejumlah daerah yang ada di Provinsi Riau juga mengalami nasib yang sama seperti banjir hanya saja kasusnya berbeda. Dimana kasus tersebut akibat panas yang ekstrim mengakibatkan terjadinya kebakaran lahan gambut dihampir seluruh daerah yang ada didaerah Provinsi Riau. memang Provinsi Riau hampir seluruh kawasannya adalah gambut.

Panas yang begitu extrime membuat lahan gambut yang ada di Provinsi Riau menjadi kering dan mudah terbakar, namun masih saja beberapa perusahan yang memanfaatkan lahan gambut ini tidak membarikan upaya alternate dalam kasus lahan gmabut ini sehingga dampak yang terjadi adalah kebakaran lahan.

Ditambah lagi kebakaran ini memicu insiden di wilayah negara tetangga yang terkena dampak dari kebakarna hutan yang terjadi di Provinsi Riau. Namun antara kebanjiran dan kebakaran lahan bahkan kekeringan tidak mendapatkan solusi yang baik dari pemerintah Provinsi Riau.

Dimana memang wilayah Indonesia memang memiliki dua musim, musim hujan dan musim panas. Namun dari kedua musin ini selalu terjadi cerita yang tragis untuk setiap musimnya. Mari sedikit melirik kejadian beberapa bulan yang lalu saat Provinsi Riau mengalami musim hujan dan musin panas.

Salah satu akibat dari musim penghujan di Provinsi Riau ini adalah munculnya berbagai jenis penyakit, salah satu penyakit yang saat ini sangat menghawatirkan adalah timbulnya kasus demam berdarah (DBD).



Sejauh ini kasus demam berdarah sudah sangat menghawatirkan sekali hal ini tercatat   sejak Januari hngga November 2011 sebanyak 50 meninggal akibat Demam Berdarah Dengue. Ini merupakan jumlah yang termasuk tinggi, karena tahun ini jumlah kasus DBD di Riau mencapai 1.270 kasus, ini diakibatkan karena kondisi musim hujan yang melanda Provinsi Riau beberapa bulan terakhir. Begitu yang dikatana oleh Kabid Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Syafril beberapa bulan yang lalu disalah satu media local yang ada di Provinsi Riau.



Ia juga mengkatakan bahwa  kondisi saat ini, ada lima daerah Kabupaten di Provinsi tersebut yang berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD). Daerah tersebut yakni Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hilir, Rokan hilir, Kuantan sengingi dan Kampar, kita sudah turun kelapangan untuk melihat langsung kejadian KLB ini dan kita juga berikan tindakan langsung kepada masyarakat dengan mengajak mesyarakat untuk hidup bersih.



Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau jumlah kasus Demam Berdarah dengue terbesar ditemukan pada bulan Oktober silam, yakni dengan jumlah kasus mencapai 679 kasus di Riau. hal itu diakibatkan pada bulan Oktober kemaren musim penghujan melanda seluruh daerah Riau, dan pada saat itulah perkembangan jentik-jentik nyamuk Aides Aygefti berkembang pesat.



Kemudian diawal tahun 2011 kasus yang terjadi timbulnya kebakaran lahan yang di sejumlah daerah di Provinsi Riau juga turut memprihatinkan. Dari data Kementerian Kehutanan, untuk tahun 2011, titik api yang terpantau di Provinsi Riau berjumlah 1.033 buah.



Kebakaran lahan yang ada di Provinsi Riau, menajdi momok tersendiri bagi pemerintahan ini. Ditambah lagi pencemaran udara yang terjadi dari dampaknya kebakraran lahan ini membuat hapir sebagian masyarakat terkena ISPA. Hal ini tercatat dari data Dinas Kesehatan Provinsi riau menyatakan bahwa 351 kasus yang terjadi.



Musibah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masalah tahunan yang tidak pernah diselesaikan secara maksimal di Riau. Kabut asap selalu saja terjadi di Bumi Lancang Kuning ini. Meskipun katanya segala upaya dilakukan Pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah kabupaten kota untuk mengatasi masalah kenarakan, namun kasus ini tetap saja terjadi bahkan meningkat dari tahun ketahun. 



Dari dua kasus diatas, sampai sekarang tidak ada solusi yang kongkrit dari pemerintah untuk serius dalam menanganinya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramin-Ramin Itu Telanjang Berdiri

Catatan Perjalanan April 2012 Ramin-ramin itu telanjang berdiri. Ramin ini berada di kawasan konsesi HTI PT. SRL Ini adalah perjalanan saya dengan teman-teman jurnalis Pekanbaru bersama Eye on the Forest (EoF) menelusuri Ramin di Pulau Rupat. EoF ini merupakan lembaga koalisi LSM Lingkungan di Riau, Sumatera: WALHI Riau, Jikalahari (Jaringan Penyelamat Hutan Riau) dan WWF-Indonesia Program Riau. Ya perjalanan kami menuju Pulau Rupat untuk melihat secara langsung keberadaan pohon Ramin yang katanya hampir mengalami ‘kepunahan.’

Expedisi Merah, Sungai Serkap (1)

“Saya belum pernah melihat bagai mana bentuk dari ikan merah itu sendiri, hanya hanya mendengar berita dari mulut-kemulut mengenai ikan merah ini. Ditambah lagi katanya ikan ini hanya ditemukan diwilayah tasik ini.” Begitu yang disampaikan oleh K epala dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau Irwan Effendi   sesampainya didepan rumah kepala desa Teluk Binjai kepada Gurindam12 (G12) Cerita expedisi ini bermula pada Senin (31/11) siang, Tim Expedisi Merah berangkat menuju Tasik Besar  yang berada dis ungai Serkap Semenanjung Kampar Kab upaten Pelalawan , guna menemukan ikan endemik diwilayah tersebut yang belum diketahui jenis dan namanya untuk dilakukan identifikasi.

Hutan Disepanjang Gunung Jadi, Merupakan Sumber Vital Bagi Masyarakat

  Expedisi Gunung Djadi. Kabupaten Kampar-Riau Gemuruh air sungai yang mengalir deras disepanjang jalan menuju Desa Sungai Santi seolah-olah   menyambut kedatangan Tim Ekspedisi 12|12 (Ekspedisi di 2012 bersama dengan Gurindam12) yang dilaksanakan pada 29 desember 2011 sampai dengan 3 Januari 2012 waktu yang lalu. Secara administrasi Desa Sungai Santi berada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar. Suasananya yang begitu alami membuat kami selalu takjub memandang aliran sungai santi yang bersih dan alami, belum lagi dengan pemandangan yang elok membuat kaki kami yang sedari tadi berjalan tak pernah merasa penat. Beberapa ibu-ibu yang kami temui di sepanjang aliran sungai santi tengah sibuk melakukan aktifitas mereka masing-masing, mulai dari mencuci, mandi tengah asik bercengkrama dengan menggunkan logat khas asli penduduk kampar kiri hulu, saat kami mencoba melintasi kawasan aliran sungai tersebut untuk melaksanakan pendakian ke Gunung Jadi.