Aku membaca tulisanmu senja ini,
Rinai membasahi kulit bumi ibuku.
Aku harus berkata apa?
"Dingin", yah sedingin ini tulisanmu untukku.
Senja ini lidahku kelu, hanya bisikan rinai ini yang mampu ku dengar.
Bahkan tatapanku nanar hanya untuk bisa mengeksperikan bahwa aku memang bersalah padamu.
Aku harus bilang apa??
Rinai ini kembali turun. Hanya sepenggal maaf yang bisa tertulis.
pekanbaru, 24 oktober 2012
Komentar
Posting Komentar