Langsung ke konten utama

Mendeskripsikan Ruangan



Baru saja aku sampai di lorong itu, sudah tercium aroma alkohol. Lorong Anggrek blok A, terlihat didalam ruangan tersebut beberapa botol zat kimia yang masih terisi penuh, diatas mejanya yang bermarmer tampak sebuah botol reaksi yang digunakan untuk campuran zat kimia tersebut. Disudut kiri ruangan ini hanya terdapat rak-rak yang berisikan tabung reaksi, gelas-gelas kaca, serta beberapa tabung piala. Dibagian rak paling atas terlihat beberapa koleksi kupu-kupu yang telah dikeringkan. 


Disudut ruangan paling kanan ini, terdapat meja yang diatasnya tersedia inkubator, tempat mengeringkan serangga-serangga koleksi. Didalamnya ada lima belas jenis kupu-kupu dengan corak yang berwana-warni. Diatas incubator terdapat dua buah pot yang berisikan setangkai bunga mawar putih dan dipot satunya lagi terdapat beberapa kuas kecil untuk membersihkan serangga yang ada didalam incubator. 

Sayang disudut tepian ruangan ini dipenuhi dengan sarang laba-laba yang bercampur debu, terlihat bahwa sudut ruangan ini jarang dibersihkan. Belum lagi meja yang berada ditengah-tengah ruangan ini juga dipenuhi dengan debu-debu tipis, jika meja itu digoreskan dengan jari, tampak jelaslah apa yang baru saja aku tulis. Benar-benar kotor ruangan ini.

Ruangan yang berukuran 3 x 6,5 meter ini terlihat sesak, dengan segala peralatan yang tidak tertata dengan rapi belum lagi ventilasi yang ada dibangunan ini tidak memadai sehingga ruangan Anggrek Blok A ini terasa sesak dan membuat gerah. Mungkin bisa dibilang wajar karena sudah sebulan tidak ada mahasiswa yang pratikum disini, untuk melakukan identifikasi serangga di laboratorium ini.    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembukaan Panen Raya Nusantara Disambut Meriah Oleh Pengunjung

·          Panen Raya Nusantara Mewujudkan Keadilan Ekonomi Komunitas Berkelanjutan.   foto via @borneoclimate Pembukaan panen raya nusantara diawali dengan pemotongan pita oleh bapak Deputi II Bidang Produksi Kementrian Koperasi Dan UKM, I Wayan Dipta disambut meriah dengan tarian yang dibawakan oleh masyarakat adat suku Papua dengan kolaborasi music dari Kesepuhan Badui. Dalam sambutan pembukaannya Wayan menyatakan bahwa ia sangat senang sekali diundang dalam acara Panen Raya Nusantara (Parara). Sebab visi dan misi dari bidang Produksi Kementrian Koperasi Dan UKM dengan Parara sangat sejalan. “Saat ini Kementrian Koperasi melalui UKM memiliki program memberdayakan produk-produk local dalam negeri agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri yang masuk kedalam negeri. Dengan adanya panen raya nusantara ini dapat kita kembangkan dengan kuat produk-produk local yang berkualitas,” ujar Wayan

Alat Musik Tradisional Yang Tak Lekang Oleh Zaman

Dok. Gurindam12 (Sewaktu meliput acara seni dihalaman gedung Idrus Tintin-Pekanbaru) Siapa yang tak kenal dengan gendang, baik usia belia, muda, dan tua tahu dengan alat music yang satu ini. Saat ini, alat music tradisional ini mampu bersaing dengan alat musik modern, bahkan permainan gendang ini dapat di padukan dengan alat music manapun.   Di Indonesia alat musik gendang ini termasuk alat musik tradisional, cara memainkan   alat musik ini adalah memukul dengan tangan, maupun dengan menggunakan stik kayu. Gendang termasuk dalam klasifikasi alat musik perkusi, gendang ini terbuat dari kayu yang diatasnya diberi selaput (membran) yang biasanya terbuat dari kulit lembu atau dari kulit kambing. Jika gendang ini di pukul akan mengeluarkan bunyi yang nyaring, permainan gendang ini memiliki banyak fungsi dapat digunakan sebagai pengiring pencak silat, pembawa tempo atau penggagas dinamik dan sering juga gendang ini sebagia pelangkap untuk meramaikan suasana.    

Saatnya Pertanian ‘Back To Nature’

  Masyarakat dunia saaat ini semakin sadar akan bahaya yang ditimbulak oleh pemakian bahan kimia sintetis dalam pertanian, masyarakat semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai salah satu alternatif pertanian modern. Pertanian organik mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari input bahan sintetik, baik berupa pupuk, herbisida, maupun pestisida sintetik. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.   Namun, petani sering mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktivitasnya cenderung rendah dan lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Masalah ini sebenarnya terletak pada bagaimana cara mengolah pertanian organic ini supaya menajadi suks