Langsung ke konten utama

Expedisi Cagarbiosfer Giam Siak Kecil Tasik Betung With Brimapala Sungkai



Part I


Pekanbaru | Sabtu (28/05?2011) Pukul 11.00 WIB kami semua berkumpul di Homestay Brimapala Sungkai untuk berangkat menuju Tasik Betung, tujuan kami kesana kami akan mengadakan riset tentang Cagarbiosfer Giam Siak Kecil di Tasik Betung. Sebelum berangkat kami mengadakan upacara terlebih dahulu di depan halaman Homestay Brimapala Sungkai

Sebenarnya sih ini merupakan follow up bagi anggota muda brimapala sungkai, karena tujuan adalah riset tentang keaneka ragaman hayati, aku menajdi tertarik terlibat dalam risert tersebut, sekalian belajar (hehee….alibi yang sebenarnya pengen jalan-jalan)


Aku sangat antusias atas nasehat yang diberikan PD III Ahmad Rifai kepada kami sebelum berangkat ke tasik betung. “saya berharap kawan-kawan sekalian dalam expedisi ini memang betul-betul mengadakan expedixi untuk riset, jangan sampai disana kawan –kawan jadinya bermain-main dan menganggap ini adalah camping asik. Saya selaku PD III sangat bangga dengan kawan-kawan yang akan mengadakan riset ke Tasik Betung Cagarbiosfer, dan saya berharap ada pendataan tentang riset tersebut dengan harapan data yang dimiliki oleh kawan-kawan yang ada si sungkai ini dapat membawa kawan-kawan ke expedisi lanjutan baik dari sungkai sendiri ataupun dari kampus UR atau pihak luar.” Ujar pak Ahmad Rifai

Dan apa yang disampaikan oleh PD III tersebut disambut hangat oleh Karya Riski selaku Ketua Brimapala Sungkai dengan mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh PD III tersebut memang benar dan kami akan mengusahakan serta mengarahkan expedixi ini dengan baik agar mendapatkan hasil yang sangat maksimal. Dan kedepannya bila expedixi ini berhasil rencanya kami akan mengadakan expedisi ini kembali di cagar biosfer dengan riset yang berbeda nantinya.  

Setelah pamit dan sedikit poto-poto narsis kami pun melaksanakan perjalanan dengan menuju tasik betung.
Oh ya saya lupa memperkenalkan tim expedisi kami , mungkin didata dari sudarso, erik, oki, jalal, ensa, ijul, arif, murisa aningsih, marto, dan tentu saja saya sendiri. 

Perjalanan menuju tasik betung ini memerlukan waktu sekitar enam jam, dan tentu saja ini termasuk perjalanan pajang yang melelahkan apalagi kami berangkat menggunakan sepeda motor. Jalanan yang kami lalui begitu mantap dengan sedikit menyalip-nyalip truk yang ada didepan kami, belum lagi jalan yang kami lalui dengan belokan yang juga terbilang mantap,,,,,hehehe….

Pukul 13. 30 WIB sampailah kami di Jalan Raya Km 6 Perawang, kami sepakat untuk melakukan istirahat disana karena sudah beberapa jam kami melakukan perjalanan dengan hanya duduk diatas motor. Tentu saja badan kami merasa pegal, lebih-lebih pada daerah bagian bokong (hehhe….maaf). 

“ayolah kita ck-ck beli nasi, laper mah dari pagi tadi belum makan”, ujar marto. “ha masa ia kalian belum sarapan??”, ujar ku. “ia kak serius, kami tadi tuh sibuk ngurus keberangkatan jadinya kami lupa sarapan”, ujar jalal. “oh, ok lah kalo gitu”, ujar kak rie alias abenk. 

Namun sayang sekali perjalanan kami menuju tasik betung ini tidak melaewati jembatan baru perawang,,,tentu saja ini merupakan perjalanan yang kurang lengkap bila belum ke jembatan perawang tersebut. 

Bersambung………

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramin-Ramin Itu Telanjang Berdiri

Catatan Perjalanan April 2012 Ramin-ramin itu telanjang berdiri. Ramin ini berada di kawasan konsesi HTI PT. SRL Ini adalah perjalanan saya dengan teman-teman jurnalis Pekanbaru bersama Eye on the Forest (EoF) menelusuri Ramin di Pulau Rupat. EoF ini merupakan lembaga koalisi LSM Lingkungan di Riau, Sumatera: WALHI Riau, Jikalahari (Jaringan Penyelamat Hutan Riau) dan WWF-Indonesia Program Riau. Ya perjalanan kami menuju Pulau Rupat untuk melihat secara langsung keberadaan pohon Ramin yang katanya hampir mengalami ‘kepunahan.’

Expedisi Merah, Sungai Serkap (1)

“Saya belum pernah melihat bagai mana bentuk dari ikan merah itu sendiri, hanya hanya mendengar berita dari mulut-kemulut mengenai ikan merah ini. Ditambah lagi katanya ikan ini hanya ditemukan diwilayah tasik ini.” Begitu yang disampaikan oleh K epala dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau Irwan Effendi   sesampainya didepan rumah kepala desa Teluk Binjai kepada Gurindam12 (G12) Cerita expedisi ini bermula pada Senin (31/11) siang, Tim Expedisi Merah berangkat menuju Tasik Besar  yang berada dis ungai Serkap Semenanjung Kampar Kab upaten Pelalawan , guna menemukan ikan endemik diwilayah tersebut yang belum diketahui jenis dan namanya untuk dilakukan identifikasi.

Hutan Disepanjang Gunung Jadi, Merupakan Sumber Vital Bagi Masyarakat

  Expedisi Gunung Djadi. Kabupaten Kampar-Riau Gemuruh air sungai yang mengalir deras disepanjang jalan menuju Desa Sungai Santi seolah-olah   menyambut kedatangan Tim Ekspedisi 12|12 (Ekspedisi di 2012 bersama dengan Gurindam12) yang dilaksanakan pada 29 desember 2011 sampai dengan 3 Januari 2012 waktu yang lalu. Secara administrasi Desa Sungai Santi berada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar. Suasananya yang begitu alami membuat kami selalu takjub memandang aliran sungai santi yang bersih dan alami, belum lagi dengan pemandangan yang elok membuat kaki kami yang sedari tadi berjalan tak pernah merasa penat. Beberapa ibu-ibu yang kami temui di sepanjang aliran sungai santi tengah sibuk melakukan aktifitas mereka masing-masing, mulai dari mencuci, mandi tengah asik bercengkrama dengan menggunkan logat khas asli penduduk kampar kiri hulu, saat kami mencoba melintasi kawasan aliran sungai tersebut untuk melaksanakan pendakian ke Gunung Jadi.