Langsung ke konten utama

senangnya,,,tulisan ku masuk 10 besar

fufufufu,,,,,,senangnya,,,tulisanku masuk mendapat APRESIASI 10 BESAR TULISAN TERBAIK PADA PORTAL KANTOR BERITA SATU DUNIA. EDISI DESEMBER.


weii,,,senangnya tak terkira,, berikut tulisan yang dimuat http://satuportal.net/content/jamur-indikator-hutan-adat-larangan-rumbio-terjaga-baik :P


Gurindam12, Riau. Hutan adat larangan Rumbio di Riau sangat terjaga dengan baik, terbukti tengan semakin banyaknya jamur yang tumbuh di kawasan tersebut
Senin, 12 Desember 2011
Jamur Sebagai Indikator, Hutan Adat Larangan Rumbio Terjaga Dengan Baik
Rumbio | Gurindam12.com. Siapa sangka bahwa jamur memiliki peranan yang amat penting didalam satu kawasan, apalagi dalam kawasan hutan. Jamur yang banyak terdapat didalam hutan dapat dijadikan sebagai indikator bahwa hutan tersebut masih terjaga. Senin (12/12)
Otto Mienttintiens pemerhati lingkungan yang berkerja di Siemenpuu Foundation menyatakan bahwa hutan adat larangan Rumbio ini sangat terjaga hal ini terbukti dari semakin banyaknya jamur yang tumbuh dikawasan ini.
“Hutan adat ini populasinya sangat tinggi dan juga banyak ditemukannya jamur disini, hal ini menandakan bahwa hutan adat ini kawasannya masih bagus, karena semakin lembab hutan tersebut bertanda bahwa hutan tersebut ekosistemnya masih terjaga,” ujar Otto yang juga meruapakan dosen disalah satu Universitas di Firlandia.



Ucapan yang dilontarkan oleh Otto memang terbukti begitu memasuki kawasan hutan adat larangan yang ada di kecamatan Rumbio, saat tim gurindam12 bertanda ke kewasan ini. Terlihat dengan jelas kawasana yang amat terjaga, dan hal ini merupakan peluh dari kinerja masyarakat adat yang masih menjaga hutan adatnya dengan baik, walau sampai saat ini belum ada perlindungan hukum bagi hutan adat larangan rumbio ini.
Hutan adat ini masih terjaga karena masih dilindungi oleh ninik mamak warga Rumbio, mereka menjaga hutan adat larang ini karena masih percaya bahwa hutan adat larang ini merupakan tempat berkumpulnya roh leluhur mereka.
Begitu yang disampaiakan oleh Masriadi Ketua Yayasan Pelopor Sehati, ia juga mengatakan bahwa hutan adat larang ini harus dilindungi, karena masyarakat percaya bahwa hutan adat larangan ini memiliki fungsi yang lebih jauh dari pada membuka lahan dari hutan adat larangan ini.
“Wajar saja jika masyarakat disini tidak pernah mengambil hasil hutan seperti kayu untuk dibawa keluar, karena mereka percaya jika kayu dihutan ini diambil maka leluhur mereka akan marah, Kecuali mereka yang mengambil mendapatkan izin dari pemuka adat disini,” ujar Masriadi
“Tetapi sampai saat ini belum ada masyarakat yang mengambil kayu didalam hutan adat larangan ini, kayu yang tumbang dibiarkan saja. Masyarakat tidak berani mengambilnya,” ujar Masriadi kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumbuhan Sebagai Indikator Dalam Pencemaran Lingkungan

  foto: Internet Tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator dalam pencemaran lingkungan, hal ini berkaitan erat dengan ekosistem yang ada disuatu kawasan tersebut. Dan pertumbuhan dari tanaman ini dipengaruhi langsung oleh lingkungan, tumbuhan akan dapat hidup dengan baik apabila kondisi pada kawasan tersebut menguntungkan. Suatu komunitas tumbuhan dapat berperan sebagai pengukur kondisi lingkungan tempat tumbuhnya, disebut indikator biologi atau bioindikator dengan kata lain dapat disebut juga dengan tumbuhan indikator.

Ramin-Ramin Itu Telanjang Berdiri

Catatan Perjalanan April 2012 Ramin-ramin itu telanjang berdiri. Ramin ini berada di kawasan konsesi HTI PT. SRL Ini adalah perjalanan saya dengan teman-teman jurnalis Pekanbaru bersama Eye on the Forest (EoF) menelusuri Ramin di Pulau Rupat. EoF ini merupakan lembaga koalisi LSM Lingkungan di Riau, Sumatera: WALHI Riau, Jikalahari (Jaringan Penyelamat Hutan Riau) dan WWF-Indonesia Program Riau. Ya perjalanan kami menuju Pulau Rupat untuk melihat secara langsung keberadaan pohon Ramin yang katanya hampir mengalami ‘kepunahan.’

Pembukaan Panen Raya Nusantara Disambut Meriah Oleh Pengunjung

·          Panen Raya Nusantara Mewujudkan Keadilan Ekonomi Komunitas Berkelanjutan.   foto via @borneoclimate Pembukaan panen raya nusantara diawali dengan pemotongan pita oleh bapak Deputi II Bidang Produksi Kementrian Koperasi Dan UKM, I Wayan Dipta disambut meriah dengan tarian yang dibawakan oleh masyarakat adat suku Papua dengan kolaborasi music dari Kesepuhan Badui. Dalam sambutan pembukaannya Wayan menyatakan bahwa ia sangat senang sekali diundang dalam acara Panen Raya Nusantara (Parara). Sebab visi dan misi dari bidang Produksi Kementrian Koperasi Dan UKM dengan Parara sangat sejalan. “Saat ini Kementrian Koperasi melalui UKM memiliki program memberdayakan produk-produk local dalam negeri agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri yang masuk kedalam negeri. Dengan adanya panen raya nusantara ini dapat kita kembangkan dengan kuat produk-produk local yang berkualitas,” ujar Wayan