Langsung ke konten utama

Ketika Gegilaan Menjadi Berarti


Aku tidak tau kalo minggu ini bakalan jalan-jalan gila,,,,bareng ma kak risa alias abenk dan Rahmadiah. Minggu ini (19/06/2011) haha rencana berawal dari kak rie yang mau ajak jalan-jalan,,,(sebenarnya awalnya tidak mau jalan-jalanhehehe,,,,)


Pukul 10.00 WIB kak rie sudah ada di rumah untuk menjemputku,,,tidak ada plening sebelumnya, kami pun berniat pergi ke marpoyan,,ternyata sampai di depan kantor camat bukit raya kami sepakat untuk balik arah dan berencana makan bubur ayam Djakarta di depan rumah kak rini,,,,

Begitu ironis,,,pesanan teh es kak rie tidak sesuai apa yang diinginkannya yaitu tidak manis dan si abang yang bikini Cuma bisa manyus ajah,,,,,yah tak apalah,,,kalau sudah terjadi,,,,,

Kami pun makan bubur ayam dengan santainya,,,lepas makan bubur ayam mataku melirik di tempat yang lain karena ada sesuatu hal yang menarik di sana,,,padahal beberapa menit yang lalu tempat itu begitu sunyi dan sepi. Namun sekarang telah beralih mnejadi tempat tongkrongan anak muda alias ABG.

Tempat yang aku lirik tersebut berada pas di depan ruko bubur ayam Jakarta, lalu aku mencari cari apa yang sebenarnya terjadi disana akupun menjadi penasaran dan melirik terus sehingga otak dan mata ini bekerja dengan maksimal.

Walhasil akirnya pencarianku kelar juga, ternyata itu adalah miecool alias mie yang di campur didalam minuman dingin yang beraneka ragam warnanya serta beberapa jenis buah,,,

Setelah lirikan ku berhasil menemukan apa penyebab keramaian tersebut, kami pun sepakat untuk beralih markas,,,dan tujuan kami selanjutnya adalah hutan kota. Akupun ingat dan mengatakan kepada kak rie ”kak ajak inun ajah ke hutan kota”. “ia ya na,,,eh mana tau dia belum makan”, ujar kakrie. “wah kalo gitu kita tunggu ajah dia disini na”, kata kak rie serius. “ok lah kak”, ujar ku.

Ternyata rasa kelamaan menunggu kami pun akirnya beranjak ke hutan kota, diah pun menelpon,,,,”dimana kalian aku dah di gobah ne,,”. Begitu yang disampaikan kak rie kepada ku saat diah menelpon kak rie.
Akirnya kami balik lagi ke bubur ayam Jakarta karena si diah belum makan,,,(kasian), sampai di lokasi ternyata si diah minta makan ke mie ayam Jakarta di samping rumah sakit zainab,,,ok lah kami turutin,,,kasian dia belum makan,,hehehe

Ada kejadian yang menarik saat kami menemani si diah makan bubur ayam disana,,,
Sepertinya si abang yang melayani kami naksir berat sama si diah karena sudah beberapa kali (eh bukan beberapa kali ding,,,tapi sering,,,,) bolak balik dari meja yang kami tumpangi tadi dan bahkan rela bilang ke rahmadia bahwa harap tunggu sebentar karena ayamnya sedang di goreng,,hehehe,,,,,

Lepas makan bubur tersebut,,kami melanjutkan petualangan hari ini supaya tidak mati gaya,,,
Lokasi yang kami rencanakanpun akirnya tertuju ke bangkinang untuk makan durian,,,hehehe,,,rencana yang gila,,,

Hahaha,,karena sang matahari yang sudah terik dan siap siap untuk membakar kulit kami.
Rencana beralih ingin ke pertapahan, namun sayang teriknya matahari dan di tambah lagi SPBU panam ini tidak menyediakan bensin untuk kami lagi. Begitu sengasaranya hidup ini, akirnya rencana kali ini beralih ke planning B yaitu main ke Arboretum UR. Dan merencanakan kemping gila,,,,

Beli kue, kacang, dan air minum dulu biar kemping gilanya manatap hehhe,,,,,
Setelah sampai di arboretum si diah penyakit lamanya kumat untuk poto poto narsis di sana,,,ahay,,,,




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramin-Ramin Itu Telanjang Berdiri

Catatan Perjalanan April 2012 Ramin-ramin itu telanjang berdiri. Ramin ini berada di kawasan konsesi HTI PT. SRL Ini adalah perjalanan saya dengan teman-teman jurnalis Pekanbaru bersama Eye on the Forest (EoF) menelusuri Ramin di Pulau Rupat. EoF ini merupakan lembaga koalisi LSM Lingkungan di Riau, Sumatera: WALHI Riau, Jikalahari (Jaringan Penyelamat Hutan Riau) dan WWF-Indonesia Program Riau. Ya perjalanan kami menuju Pulau Rupat untuk melihat secara langsung keberadaan pohon Ramin yang katanya hampir mengalami ‘kepunahan.’

Expedisi Merah, Sungai Serkap (1)

“Saya belum pernah melihat bagai mana bentuk dari ikan merah itu sendiri, hanya hanya mendengar berita dari mulut-kemulut mengenai ikan merah ini. Ditambah lagi katanya ikan ini hanya ditemukan diwilayah tasik ini.” Begitu yang disampaikan oleh K epala dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau Irwan Effendi   sesampainya didepan rumah kepala desa Teluk Binjai kepada Gurindam12 (G12) Cerita expedisi ini bermula pada Senin (31/11) siang, Tim Expedisi Merah berangkat menuju Tasik Besar  yang berada dis ungai Serkap Semenanjung Kampar Kab upaten Pelalawan , guna menemukan ikan endemik diwilayah tersebut yang belum diketahui jenis dan namanya untuk dilakukan identifikasi.

Hutan Disepanjang Gunung Jadi, Merupakan Sumber Vital Bagi Masyarakat

  Expedisi Gunung Djadi. Kabupaten Kampar-Riau Gemuruh air sungai yang mengalir deras disepanjang jalan menuju Desa Sungai Santi seolah-olah   menyambut kedatangan Tim Ekspedisi 12|12 (Ekspedisi di 2012 bersama dengan Gurindam12) yang dilaksanakan pada 29 desember 2011 sampai dengan 3 Januari 2012 waktu yang lalu. Secara administrasi Desa Sungai Santi berada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar. Suasananya yang begitu alami membuat kami selalu takjub memandang aliran sungai santi yang bersih dan alami, belum lagi dengan pemandangan yang elok membuat kaki kami yang sedari tadi berjalan tak pernah merasa penat. Beberapa ibu-ibu yang kami temui di sepanjang aliran sungai santi tengah sibuk melakukan aktifitas mereka masing-masing, mulai dari mencuci, mandi tengah asik bercengkrama dengan menggunkan logat khas asli penduduk kampar kiri hulu, saat kami mencoba melintasi kawasan aliran sungai tersebut untuk melaksanakan pendakian ke Gunung Jadi.