Aku kangen sekali dengan mereka “Pletak pletak pletak,” begitu bunyi ulenan sambal yang kugiling menggunakan ulenan batu alam. Sesekali ku jawab ya disetiap akir pembicaraannya. Umurnya yang sudah memasuki kepala empat tak menggerus semangat mudanya, jika rambutnya yang mulai mulai putih tersebut di cat berwarna gelap tentu akan menyulapnya seperti gadis yang berumur tiga puluh tahunan. “Dona, Rachman itu waktu kecil doyan banget sama susu. Waktu TK aja dia masih nentengin susu dotnya kemana-mana, ndak mau lepas itu dotnya. Kecuali kalo susunya sudah habis baru dilepeh,” ujarnya Yah begitulah percakapan kami didapur saat menyiapkan menu berbuka puasa semalam. Selain ceritanya yang membuatku tersenyum , keramahan dan kelembutannya begitu ku terasa dalam dua tahun ini. Senang rasanya aku mendapatkan keluarga yang begitu hangat dan baik sekali kepadaku padahal perkenalanku dengan mas Rachman, anak sulungnya juga dalam hitungan dua tahun.
Cerita Perjalananku Kemarin, Kini dan Esok